429 Too Many Requests

429 Too Many Requests

There has been a sudden influx of requests from your IP 36.66.214.35

To ensure smooth website performance, we have temporarily restricted your access

Take a moment and try again later

Activity › View Activity

Sekolah Pembunuh Kecerdasan

February 25, 2015 by UPTIK

Menyimak judul tulisan diatas, nampaknya mungkin sedikit bersifat propokatif dan membuat kita mengernyitkan dahi. Namun sabar dulu, jangan keburu terpancing, apalagi langsung “turun gunung” . Sebab bukan hanya anda yang “sesak dada” sayapun pada awalnya demikian. Bahkan lebih parah lagi, hampir “opname,” He..he..he.. Namun Ada baiknya kita cermati dulu dengan lebih holistic, jangan-jangan mungkin memang ada benarnya.

Ketika membaca salah satu buku berjudul “Sekolahnya Anak-Anak Juara,” karya Munif Chatib, sontak saja retina bola mata saya terpaku pada salah satu judul yang ada didalamnya . “Sekolah Pembunuh Kecerdasan” Demikian judul menohok itu. Munif Chatib yang dikenal sebagai Gurunya Manusia, Pakar multiple Intelligence, yang pernah mendapat bimbingan langsung dari Prof Dr. Howard Gardner, maupun Bobbi DePotter melalui Supercamp di California, Amerika Serikat. Ia menyatakan itu tentunya bukan tanpa alasan. Melihat pada umunya sekolah yang ada dewasa ini cenderung hanya menyaring yang  cerdas-cerdas secara IQ semata, lalu memprosesnya dengan mesin pencetak  batu-bata. Sama besar, sama warna, sama ukuran, sama output. Alhasil  ketika selesai dan menyandang gelar, yang terjadi justeru awal kegamangan yang mendera. Sebagian besar mereka lulus, namun tanpa mengenali identitas keunggulannya. Bahkan ironisnya, yang ada malah terpangkas. Bahkan Beliau pun memberikan tips mudah yang dahsyat, jika kita ingin melakukan percepatan dalam memangkas kecerdasan anak. Cukup  lakukan 6 dari 10 jurus ampuh ini. Berikut saya kutip dari bukunya,

“Sekolahnya Anak-Anak Juara”:

  • Jangan pernah meyakini: Semua anak terlahir sebagai juara dan cerdas karena adanya multiple Intelligence.
  • Yakinkan pikiran anda, bahwa Indikator kecerdasan adalah IQ yang dapat diukur dalam satuan angka semata.
  • Sekali lagi, yakinkan diri anda bahwa kelemahan setiap murid harus ditemukan lalu berondonglah dengan berbagai les.
  • Lakukan cara ini: Agar murid anda cepat pintar berikanlah tugas setiap hari, dan tambahkan dengan les secara ketat.
  • Berpegang teguhlah pada perinsip ini: Anak-anak pintar adalah mereka yang unggul dalam pelajaran Matematika, IPA, dan berbagai pengetahuan KOGNITIF lainnya.
  • Pertahankanlah prinsip mengajar anda bahwa: Hanya anak-anak yang juara kelas disebut pintar, diluar itu adalah anak-anak bodoh.

  • Bagaimana menurut anda tentang poin tersebut diatas, dalam impeknya di masa kini? Hmmm… sungguh tidak berlebihan jika dikatakan spektrumnya begitu pekat. Seleksi masuk di sekolah yang ngaku diri sebagai sekolah favorit, ketatnya bukan kepalang. Padahal sekolah di mata Prof Dr. Howard Gardner dari Harvard University adalah: Bukan seberapa  cerdas murid anda, tapi bagaimana murid anda menjadi cerdas.  Seolah Howard Gardner ingin berkata, “Hai bro.., jangan Cuma bisa milih yang  pintar-pintar aja dong. Lha, sekolahmu kan punya guru. Fungsi utama guru itu harus mampu menjadi agen of change yang mampu melakukan discovering ability. Membantu menemukan potensi terbaik anak lalu mengorbitkannya kepermukaan. So, mari kita memandang bahwa setiap anak itu cerdas. Meski mereka memiliki kecerdasan pada lintasan yang berbeda-beda. Mereka adalah Masterpiece Tuhan. Mereka pasti telah diberi keunggulan  serangkaian adanya penetapan untuk menjalankan misi tunggal setiap anak  dari Tuhannya, hingga terlahir ke dunia.

    Sebagai guru, itulah tantangan utama kita. Siapakah guru itu? Yap, anda benar. Yang  pertama adalah Orang tua selaku pendidik di rumah. Kedua, guru selaku  pendidik di sekolah. Sudahkah kita berbuat yang terbaik untuk mereka?  Atau jangan-jangan tanpa sadar, kita juga punya andil besar sebagai  “Pembunuh” Kecerdasan anak. Mari kita renungkan tanpa harus  menyalahkan…!


    Back to top

    More News

    30 Jan 24

    Dr. Muhamad Abdul Roziq Asrori, M.Si., Masyarakat Sesungguhnya Belum Siap Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0

    Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat LPPM Universitas Bhinneka PGRI UBhi menggelar kegiatan Forum Ilmiah untuk civitas...

    Read more
    24 Apr 24

    Civitas Academica Universitas Bhinneka PGRI Turut Berduka Cita atas Meninggalnya Prof. Dr. Mohammad Saleh, SE, MM

    Read more
    06 Feb 24

    Workshop Kurikulum: Implementasi Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023

    Pada hari Senin 5 Januari 2024 Universitas Bhinneka PGRI menyelenggarakan workshop tentang implementasi Permendikbudristek No. 5...

    Read more
    05 Mar 24

    Sebagai Kampus Enterpreneur, UBhi Membekali Mahasiswa Melalui Kegiatan Kuliah Tamu Professional

    Pendidikan tinggi saat ini tidak hanya tentang pengetahuan teoritis tetapi juga tentang penerapan praktis dalam dunia nyata. Dal...

    Read more
    01 Mar 24

    Kuliah Tamu Menghadirkan Santi Eksiandayani, SST., M.Si dari BPS Tulungagung

    Universitas Bhinneka PGRI UBhi kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan pengalaman belajar yang beragam dan bermutu bagi...

    Read more
    Show more