• https://aceh.lan.go.id/wp-content/giga/
  • https://figmmg.unmsm.edu.pe/file/
  • https://figmmg.unmsm.edu.pe/files/
  • https://figmmg.unmsm.edu.pe/mail/
  • https://ppid.lamongankab.go.id/pay/
  • https://ppid.lamongankab.go.id/wp-content/giga/
  • https://rsudngimbang.lamongankab.go.id/
  • https://dasboard.lamongankab.go.id/
  • https://dpmd.bengkaliskab.go.id/plugins/
  • https://dpmd.bengkaliskab.go.id/storage/
  • https://islamedia.web.id/
  • https://fai.unuha.ac.id/disk/
  • https://fai.unuha.ac.id/post/
  • https://fai.unuha.ac.id/plugins/
  • https://fai.unuha.ac.id/draft/
  • https://fai.unuha.ac.id/giga/
  • slot gacor hari ini
  • slot pulsa
  • slot pulsa
  • nuri77
  • gemilang77
  • slot deposit pulsa
  • slot gacor hari ini
  • slot luar negeri
  • slot pulsa
  • situs toto
  • situs toto
  • toto slot
  • slot pulsa tanpa potongan
  • situs toto
  • situs toto
  • slot pulsa
  • situs toto slot
  • slot deposit pulsa
  • https://www.dcmeadows.com/
  • https://www.lepicardycamping.com/
  • Situs toto macau
  • Activity › View Activity

    Biomethagreen, Biogas dari Sampah Perkotaan

    December 14, 2014 by Sabian

    Seorang pengajar di Universitas Padjadjaran (Unpad) berhasil mengembangkan konsep biomethagreen sebagai langkah pemanfaatan sampah organik menjadi biogas bernilai guna. Adalah Muhammad Fatah Wiyatna, dosen Fakultas Peternakan (Fapet), yang menilai, perlu adanya penanganan komprehensif dan terpadu untuk mewujudkan lingkungan bebas sampah. Menurutnya, selain berupaya menyelesaikan persoalan sampah dengan mengolahnya, konsep biomethagreen ini juga diarahkan kepada bidikan lain yaitu untuk menghasilkan sumber energi baru berupa biogas dan juga menangani masalah ketersediaan pupuk. “Penelitian dan analisa kami menunjukkan, hasil dari pengolahan limbah ini mengandung hara yang cukup bagus dan siap serap, jadi bisa berpotensi menjadi pupuk cair,” ujar Fatah seperti disitat dari situs Unpad, Selasa (18/1/2011). Konsep biomethagreen mengutamakan pengelolaan sampah di sumbernya seperti pemukiman, pasar, hotel, rumah makan, rumah sakit, perkantoran, dan lainnya. Konsep ini ramah lingkungan dan berdaya guna. Sebab, pengelolaan awal di sumber sampah tersebut akan meninggalkan sedikit residu sampah untuk diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA). Dengan demikian, biaya pengangkutan, serta risiko pencemaran lingkungan juga berkurang. Sementara, konsep biogas sebenarnya telah lama dikenal. Hanya saja, pemanfaatannya baru sebatas limbah kotoran ternak. Fatah pun melihat peluang untuk membuat biogas dari sampah perkotaan. Dia kemudian mengajak peneliti Unpad lain dalam penelitian tersebut. Mereka adalah dosen Fapet Unpad Iman Hernaman, Mansyur, dan Tidi Dhalika, yang mengembangkan biomethagreen untuk peternakan; serta Edy Suryadi dan Rija Sudirdja untuk agribisnis pertanian. Fatah menjelaskan, teknologi biogas dari sampah perkotaan itu menggunakan sistem anaerob, yaitu sistem tertutup. “Bahan organik yang dimasukkan ke dalam biodigester biomethagreen nantinya akan dirombak oleh bakteri khusus penghasil methan melalui mekanisme perombakan sehingga menghasilkan gas bio. Gas bio yang dihasilkan akan digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak, pemanas ayam (brooder) dan energi listrik yang sangat aman dan bermanfaat,” ujarnya. Limbah dari hasil pembuatan gas bio (sludge) tersebut berupa cairan. Fatah mengklaim, limbah ini tidak mengandung bakteri penyebab penyakit dan bahan berbahaya lainnya. “Bahkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pupuk karena kandungan nutrisinya yang cukup lengkap seperti yang dibutuhkan tanaman,” imbuhnya. Uji coba konsep biomethagreen yang berada di bawah naungan PT. Biomethagreen Lingga Lestari dimulai Fatah pada 2008. Dia memanfaatkan sampah organik di area tempat tinggalnya di daerah Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat. Pada tahap awal, Fatah menggunakan 4-5 kg sampah per hari dan menggunakan fasilitas berskala kecil yakni 3 m3. Uji coba ini menghasilkan gas bio yang hanya cukup dipakai untuk kebutuhan bahan bakar gas sehari-hari. Pengembangan konsep biomethagreen tersebut kemudian berkembang atas kerja sama dengan berbagai instansi seperti Yayasan Saung Kadeudeuh, Dinas Kebersihan Kota Bandung, Bank Jabar Banten, PT. PLN, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jabar, dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Dinamika Pembangunan (PDP) Unpad. Hingga saat ini demplot yang dibangun tersebar di wilayah Kabupaten Sumedang, Tomang Petamburan Jakarta Selatan, Kuningan, Majalengka, dan Bandung. Ketua PDP Unpad Rija Sudirja menyatakan, konsep biomethagreen sesuai dengan model yang diusung oleh PDP Unpad, yaitu menghasilkan teknologi tepat guna yang bisa langsung diaplikasikan kepada masyarakat. “Untuk pengembangannya, PDP Unpad sedang memproses untuk membantu Biomethagreen dalam memperoleh hak paten melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) HKI Unpad, dan diharapkan dapat cepat selesai,” ujar Rija.
    Back to top

    More News

    30 Jan 24

    Dr. Muhamad Abdul Roziq Asrori, M.Si., Masyarakat Sesungguhnya Belum Siap Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0

    Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat LPPM Universitas Bhinneka PGRI UBhi menggelar kegiatan Forum Ilmiah untuk civitas...

    Read more
    01 Mar 24

    Kuliah Tamu Menghadirkan Santi Eksiandayani, SST., M.Si dari BPS Tulungagung

    Universitas Bhinneka PGRI UBhi kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan pengalaman belajar yang beragam dan bermutu bagi...

    Read more
    08 Mar 24

    Mahasiswa Antusias Mengikuti Kegiatan Penguatan dan Bedah Sub Proposal PPK Ormawa

    Pada hari Jumat tanggal 08 Maret 2024 Ormawa Universitas Bhinneka PGRI UBhi kembali menggelar kegiatan yang bernilai strategis y...

    Read more
    13 May 24

    Lolos PPK Ormawa 2024 menuju tahap seleksi akhir presentasi.

    Read more
    22 Apr 24

    Selamat Prodi Teknik Industri atas Pencapaian Akreditasi LAM Teknik

    Read more
    Show more