Activity › View Activity

Indonesia Kembangkan Fikih Kebinekaan

February 28, 2015 by UPTIK

Maarif Institute menawarkan fikih kebinekaan, yaitu ilmu hukum yang mengadaptasi kearifan lokal, sistem budaya, dan nilai-nilai masyarakat yang majemuk dalam suku, agama, dan ras. Ini merupakan fikih khas Indonesia yang memiliki misi membangun persatuan dan kesatuan semua komponen bangsa dari Sabang sampai Merauke.

Demikian dikatakan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dalam Seminar Fikih dan Tantangan Kepemimpinan dalam Masyarakat Majemuk yang digelar Maarif Institute di Jakarta, Selasa (24/2). Saat ini sebagian kalangan umat Islam masih memahami, fikih hanya berurusan dengan hukum-hukum Tuhan.  Akibatnya, fikih yang berhubungan dengan fenomena sosial, seperti soal kebinekaan, belum berkembang.

”Padahal, dalam konteks masyarakat yang mudah dilanda konflik seperti Indonesia karena kemajemukan itu, fikih kebinekaan menjadi sangat  penting.

Dengan fikih kebinekaan, kita dapat memberikan kontribusi dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat yang berdaulat, maju, dan mandiri,” tutur Lukman.

Pendekatan fikih ‎lebih mengena karena masyarakat Indonesia percaya terhadap fikih sebagai sistem hukum yang mengatur kehidupan. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk menyebarkan corak fikih yang menghadirkan nuansa Islam moderat, toleran, dan ramah budaya, serta menghargai norma masyarakat majemuk.

Pendiri Maarif Institute, Ahmad Syafii Maarif, menuturkan, dunia Islam saat ini berada pada masa titik nadir peradaban. Jumlah Muslim mencapai sekitar 1,6 miliar dan tinggal di bumi yang luas dan kaya. Namun, para pemimpinnya cenderung suka berfoya-foya sehingga peradaban Islam terancam hancur.

”Umat Islam tidak perlu ditambah, kita butuh kualitas bukan kuantitas. Kita lebih baik daripada Irak atau Afganistan, tetapi kalau rujukannya Al Quran, kita masih jauh. Di Mesir dan Afganistan itu banyak yang buta huruf, tetapi di Indonesia politisi tak naik-naik kelas jadi negawaran. Mayoritas Islam itu,” katanya.

Back to top

More News

01 Mar 24

PGSD UBhi Gelar Kursus Mahir Dasar (KMD) Membekali Mahasiswa Pengetahuan Dasar dan Pengalaman Praktis

Program Studi PGSD merupakan salah satu program studi yang penting dalam mendukung pendidikan di tingkat dasar. Untuk mempersiap...

Read more
25 Oct 23

Penutupan Program Magang Industri FST Universitas Bhinneka PGRI Tahun 2023

Magang industri merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Bhinneka PGRI...

Read more
10 Jun 23

Selamat dan Sukses: Mahasiswa dan Dosen UBHI Lolos Hibah Pendanaan 2023

Kabar gembira dan torehan prestasi diraih kembali oleh mahasiswa dan dosen Universitas Bhinneka PGRI dalam hibah pendanaan 2023....

Read more
30 Jan 24

Dr. Muhamad Abdul Roziq Asrori, M.Si., Masyarakat Sesungguhnya Belum Siap Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0

Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat LPPM Universitas Bhinneka PGRI UBhi menggelar kegiatan Forum Ilmiah untuk civitas...

Read more
06 Sep 23

KKN Universitas Bhinneka PGRI 2023 di Watulimo Trenggalek

Kuliah Kerja Nyata KKN merupakan salah satu program pendidikan dalam bentuk kegiatan pengalaman ilmu teknologi dan seni oleh mah...

Read more
Show more